Artikel Terbaru :
Assalamu'alaikum.wr.wb. Selamat Datang di blog Kami, Semoga Bermanfaat
Home » » Tahlilan Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia

Tahlilan Untuk Orang Yang Sudah Meninggal Dunia

Written By ilham jayadi tampak siring batukliang lombok tengah on Minggu, 08 Mei 2016 | 16.58



Istilah tahlilan sendiri diambil dari mashdar dari fi’il madhi “Hallala  - Yuhallilu – Tahlilan”, yang berarti membaca kalimat la ilaha illallah, yang kemudian kalimat “la ilaha illallah” dinamakan “kalimat tahlil”, seperti halnya “subhanallah dinamakan kalimat tasbih, alhamdulillah disebut kalimat tahmid, dan allahuakbar disebut kalimat takbir. Dari sini kemudian kegiatan mrahmati mayyit ini dinamakan tahlilan karena kalimat thayyibah tersebut banyak dibaca didalamnya dan juga penamaan seperti ini sebagaimana penamaan sholat sunnah tasbih, dimana bacaan tasbih dalam sholat tersebut dibaca dengan jumlah yang banyak (300 kali), sesuai dengan tuntunan rasulullah saw. Namun, masing-masing tempat kadang memiliki sebutan tersendiri yang esensinya sebenarnya sama, sehingga ada yang menyebutnya sebagai “ majelis tahlil” , selamatan kematian, yasinan ( karena dimulai dengan pembacaan yasin) dan lain sebagainya.

Adapun kebaikan yang bermanfaat untuk orang mati adalah sebagai berikut :
o   Kebaikan dari pribadinya
Para ulama telah sepakat bahwa amal yang baik bisa bermanfaat untuk orang yang sudah mati. Sabda nabi muhammad saw yang diriwayatkan oleh imam muslim dari abu hurairah :


اِذَا مَاتَ اْلاِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ

“apabila manusia telah mati, maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sadaqah jariyah (yang mengalir), ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakannya”.

o   Kebaikan dari orang lain
a.  Do’a dan istigfar
Doa dan istigfar dari orang lain bisa membantu dan bermanfaat untuk ahli kubur, hal ini sudah menjadi ijma’ (kesepakatan) para ulama’. Firman allah swt :

وَالَّذِيْنَ جَاؤُوْا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْـمَانِ
“dan orang-orang yang datang sesudah mereka (muhajirin dan anshor), mereka berdo’a “ ya tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami”.  [ QS. AL-Hasyr : 10].

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْـمُؤْمِنَاتِ
“dan mohonlah ampun bagi dasamu dan bagi (dosa) orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan”. [QS.Muhammad:19].

Rasulullah saw bersabda :

مَاالْـمَيِّتُ فِى قَبْرِهِ اِلاَّ كَالْغَرِيْقِ الْمُغَوِّثِ يَنْـتَظِرُ دَعْوَةً تَلْحَقُهُ مِنِ ابْنِهِ اَوْ اَخِيْهِ اَوْصَدِيْقٍ لَهُ فَاِذَا لَحِقَتْهُ كَانَتْ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا وَأَنَّ هَدَايَا اْلأَحْيَاءِ لِلْأَمْوَاتِ اَلدُّعَاءُ وَاْلإِسْتِغْفَارُ

“orang yang mati di dalam kuburnya seperti orang yang tenggelam yang meminta bantuan, ia menunggu doa dari anak, saudara, dan sahabatnya. Apabila ia dapat meraihnya maka itu lebih ia cintai dari pada duni beserta isinya. Dan sesungguhnya hadiah orang yang hidup untuk orang yang sudah mati adalah doa dan istigfar untuknya”.






Diriwayatkan dari ibnu abbas ra, Rasulullah saw bersabda :

مَا الْمَيِّتُ فِى قَبْرِهِ اِلَّا شِبْهُ الْغَرِيْقِ الْـمُتَغَوِّثِ يَنْتَظِرُ دَعْوَةً تَلْحَقُهُ مِنْ اَبٍ اَوْ اُمٍّ اَوْ وَلَدٍ اَوْ صَدِيْقٍ ثِقَةٍ فَاِذَا لَحِقَتْهُ كَانَتْ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَافِيْهَا وَإِنَّ اللهَ لَيُدْخِلُ عَلَى اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ دُعَاءِ اَهْلِ اْلأَرْضِ أَمْثَالَ الْجِبَالِ وَإِنَّ هَدِيَّةَ اْلأَحْيَاءِ اِلَى اْلأَمْوَاتِ اَلْاِسْتِغْفَارُ لَهُمْ

orang yang mati di dalam kuburnya serupa dengan orang yang tenggelam yang meminta bantuan, ia menunggu doa dari bapak, ibu, anak, dan sahabatnya yang tsiqah. Apabila ia dapat maraihnya itu lebih dia cintai dari pada dunia dan seisinya, dan sesungguhnya allah memasukkan doa penduduk bumi kepada penghuni kubur seperti gunung dan hadiah orang yang hidup untuk orang yang sudah mati adalah istigfar untuk mereka” [HR.Baihaqi dan Ad-Dailami].

Disebutkan dalam shohih al bukhari juz 1 hal. 239 :
“ rasulullah saw lewat dua kubur yang keduanya sedang diadzab salah satunya karena mengadu domba dan yang satunya karena tidak tertutup dalam kencing kemudian rasulullah saw mengambil kayu yang masih basah dan membelahnya menjadi dua, kemudian beliau menancapkan pada masing-masing kuburan tersebut kemudian belaupun bersabda :

لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَالَمْ يَيْبَسَا ( البخارى : 239).
“supaya dengan sebab bacaan tasbih pepohonan itu, keduanya diringankan sisksanya selama kedua pohon itu belum kering”.

Maka jikalau bacaan tasbih pepohonan itu dapat bermanfaat untuk mayyit, apalagi bacaan orang-orang yang selalu beribadah kepada allah swt.

b. Sedekah
Imam Nawawi mengatakan bahwa pahala sadaqah yang diniatkan untuk orang yang mati akan sampai kepadanya baik sedekah itu dari anaknya maupun dari orang lain. Diriwayatkan dari abu hurairah ra, bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada nabi muhammad saw :

اِنَّ اَبِىْ مَاتَ وَتَرَكَ مَالاً وَلَـمْ يُوْصِ فَهَلْ يُكَفَّرُ عَنْهُ اَنْ اَتَصَدَّقَ عَنْهُ ؟ قَالَ : نَعَمْ

“sesungguhnya bapak saya mati dan dia meninggalkan harta, sedangkan dia tidak pernah berwasiat. Apakah bisa menjadi kaffarat saya sadaqahkan harta itu? Nabi muhammad saw menjawab: iya” [ HR.Muslim dan Ahmad].

Diriwayatkan juga dari nabi saw bahwa beliau bersabda :


اُهْدُوْا اِلَى مَوْتَاكُمْ قِيْلَ وَمَا نُهْدِى يَارَسُوْلَ اللهِ اِلَى الْـمَوْتَى قَالَ : اَلصَّدَقَةُ وَالدُّعَاءُ

“berhadiahlah kalian kepada orang-orang yang telah mati di antara kalian, ada yang bertanya: “ apa yang harus kami hadiahkan kepada orang yang sudah mati ya rasulallah?” nabi bersabda: “sadaqah dan do’a”.

c.   Puasa
Terkait dengan puasa, ibnu abbas ra meriwayatkan : ada seorang laki-laki datang kepada rasulullah saw seraya berkata :

ياَرَسُوْلَ الله إِنَّ أُمِّيْ مَاتَتْ وَعَلَيْهَا صَوْمُ شَهْرٍ أَفَأَقْضِيْهِ عَنْهَا ؟ قَالَ : نَعَمْ, قَالَ : فَدَيْنُ اللهِ أَحَقُّ أَنْ يُقْضَى

“ya rasulullah, sesungguhnya ibuku telah mati dan ada kewajiban atasnya puasa satu bulan, apakah bisa saya qadha’kan ? rasulullah saw menjawab : tentu, “ hutang kepada allah lebih pantas untuk dibayarkan”. [ HR.muttafaq ‘alaih].
Diriwayatkan dari aisyah radiyallahu ‘anha, bahwa rasulullah saw bersabda :
مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ

“barang siapa yang meninggal dan punya hutang puasa, hendaklah walinya berpuasa untuknya”. [ HR.Bukhari dan Muslim].


Berdasarkan hadis di atas, maka jelaslah ibadah puasa yang dikerjakan untuk orang yang sudah meninggal akan sampai jika diniatkan
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kumpulan Artikel Ilham Jayadi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger